Saturday, October 4, 2008

Nanny 911*

Buat yang suka liat metro tv dan suka anak anak, pasti tau acara satu ini..biasanya lihat anak anak nakal yang bikin repot orangtuanya sampe harus panggil the nanny senior untuk ngedidik mereka..tapi kali ini aku lihat episode the nanny yang sangat mengharukan..sampe nangis deh lihatnya. keluarga dengan 23 orang anak..tentu saja bukan anak mereka , tapi anak anak adopsi dari panti asuhan..kalo anak anak itu normal fisiknya mungkin sudah biasa, tapi ini enggak, sebagian besar anak anak tersebut dengan kelainan fisik ataupun perilaku. Ada yang dengan sindrom down, cerebral palsy, hiperaktif..yang cerebral palsy malah harus duduk di kursi roda dengan penyangga leher dan sama sekali gak bisa ngapa ngapain selain senyum ramah dan ..bener bener senyumnya ramah! Keluarga tsb butuh the nanny karena mungkin agak kerepotan juga ngurus 23 orang anak dengan berbagai kepribadian dan special needs kids, the nanny yang diturunkan pun bukan cuma satu kayak biasanya tapi 3 org sekaligus..waduh..biasanya yang ngurus cuma ibunya tok, karena ternyata yang suami sepertinya sakit dan duduk di kursi roda.Gak kebayang gimana repotnya sang ibu, mulai dari ngurus makan , cuci baju 24 stel tiap hari dan ngebilas 2 kali (kita aja paling cuma ngebilas 1 kali...duh)dan merhatiin mereka main ,belum lagi yang gak bisa ngapa ngapain seperti anak dengan CP di kursi roda itu yang untuk makan dan mandi tentu harus dibantu..dan yang bikin aku bener bener kagum, karena si ibu itu tulus merhatiin mereka..padahal mereka bukan anak kandungnya, dan bahkan anak dengan kelainan yang butuh perhatian lebih, dan bukan cuma 1 - 2 org saja..melainkan 23 anak!! Taunya ibu itu tulus karena memang kelihatan..semua anak tersebut sayang sama ibunya dan menunggu nunggu selalu ibunya pulang...duh...ternyata masih ada keluarga seperti itu ya di dunia ini, terlepas dari apakah mereka menddapat bantuan dana yang cukup besar atau tidak dari pihak lain untuk perawatan anak2 tersebut atau enggak, ketulusan mereka lebih dari semua itu...butuh hati yang bener bener ikhlas ngerawat anak2 tersebut. KAdang kita lihat banyak keluarga sekarang, ngerawat anaknya sendiri saja yang mungkin cuma 1, 2, atau 3 orang saja dan anak tersebut sehat udah banyak mengeluh..udah gitu perawatannya diserahkan ke orang lain, betapa rasanya kecil sekali, dan mudah sekali mengeluh bila dibandingkan dengan ketulusan ibu tersebut..Yang juga menyentuh dari tayangan tadi , anak adopsi tertua dari keluarga tersebut dengan kelainan CP juga tapi masih bisa bicara baik , ternyata punya sikap kedewasaan dan tanggung jawab penuh kepada adik adik tirinya itu. Dia ikut mengurus adik2nya dengan segala keterbatasannya, tapi ternyata adik2nya juga bisa nurut sama kakakknya tsb dan gak mandang rendah kakakknya walau dia duduk di kursi roda, speak with weird tone, dan bergerak dengan aneh pula karena CP nya. Itulah kekompakan sebuah keluarga, kasih sayang di dalamnya begitu tulus walaupun mereka terlahir dari orng orag yang berbeda..hanya kasih sayang mungkin yang menyatukan mereka dalam ikatan keluarga..dan betapa indahnya berbagi dengan orang lain seperti yang ditunjukkan oleh keluarga tersebut, terutama ibunya.Yah..akhirnya aku sadar, betapa mudahnya aku ngeluh untuk hal hal kecil selama ini,semoga aku bisa lebih sabar lagi. Bunda minta maaf ya sama ayah dan adik ridho,..kalo selama ini bunda suka ndak sabaran..semoga juga kita senantiasa bisa bermanfaat untuk orang lain. Amin...hopefully it will be the lesson of our life...

*) Diambil dari http://niekekozin.blogspot.com/

Wednesday, October 1, 2008

Lebaran di Pamulang - Tangerang

Hari ini tanggal 1 Oktober 2008, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila dan yang lebih istimewa lagi hari ini bertepatan dengan 1 syawal 1429 H alias Hari Raya Idul Fitri.

Bagi saya (pribadi), lebaran kali ini membawa suasana sedih sekaligus gembira. Sedih karena bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang apabila kita beribadah akan dilipatgandakan pahalanya telah berlalu. hal lain yang mebuat sedih adalah karena lebaran ini tidak bisa lebaran di kampung halaman, bersama ibu tercinta dan saudara-saudara lainnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal saya sudah kangen banget sama ibu. Sepanjang usia sejak lahir sampai sekarang, tidak berlebaran di kampung halaman adalah sesuatu yang langka dan mahal harganya, artinya tidak akan terjadi kalau bukan karena sesuatu yang sangat penting.Yah..lebaran kali ini kami "tidak bisa" pulang ke kampung halaman karena si kecil Fahrurridho yang masih berusia 2 bulanan. Rasanya masih cukup riskan untuk diajak long travelling ke Malang dan Trenggalek. Akhirnya hasil kesepakatan dengan istri dan negosiasi dengan ortu (ibu) dan mertua akhirnya kami putuskan berlebaran di Pamulang. Sedih memang, tapi mudah-mudahan itu pilihan yang bijaksana.Hmm...suasana di komplek perumahan kami sunyi senyap, hanya beberapa penghuni yang tidak mudik karena memang mereka asli betawi, yang lain sudah pada bertemu sanak saudaranya di kampung.

Yang membuat gembira adalah hari ini tanggal1 syawal, hari raya idul fitri. InsyaAllah idul fitri ini akan membawa kita umat islam kembali fitri setelah sebulan ditempa di kawah candradimuka bernama ramadhan. Dosa dan kesalahan kita dibakar/dilebur selama bulan ramadhan tersebut (Secara etimologi, kata ramadhan berasal dari bahasa Arab ramadhan yang secara bahasa berarti panas, kata jamaknya ramadaanaat/armidaa’).Mudah-mudahan kita semua mendapatkan peringkat tertinggi dalam ramadhan yaitu taqwa, amiin. Hal lain yang membuat gembira adalah si kecil yang hari ini tepat berusia 2 bulan 5 hari semakin tambah lucu dan sehat. Berat badannya sudah 5,2 kg yang artinya selama 2 bulan 5 hari ini beratnya sudah naik 2,3 kg, alhamdulillah..Mudah-mudahan si kecil buah hati kami tumbuh dengan sehat dan akhirnya jadi anak yang soleh,amiin.

Buat saudaraku semuanya, selamat Hari Raya Idul fitri 1429 H. Mohon maaf lahir dan batin. Taqobbalallohu minna wa winkum, taqobbal ya kariim.

Sunday, September 21, 2008

Alhamdulillah

Alhamdulillah..masih bisa bertemu 10 hari terakhir di bulan ramadhan tahun 1429 H ini, 10 hari (periode itkum minannar) yang insyaAllah di dalamnya ada malam lailatul qadar. Semoga kita bisa bertemu dan mendapatkan malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan tersebut, amiin

Saturday, February 16, 2008

Menuntut Ilmu

Islam mengajarkan menuntut ilmu itu berlangsung seumur hidup. Tidak dikenal batasan waktu dalam mencarinya. Rasulullah mengajarkan, ''Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap Muslim.'' (HR Thabrani). Dalam hadis dengan perawi lain, Rasulullah SAW juga menekankan hal yang sama. ''Tuntutlah ilmu dari masa buaian sampai menjelang masuk liang kubur.'' (HR Bukhari). Wahyu Rasulullah sendiri merupakan uswah pertama dalam menuntut ilmu. Wahyu pertama yang beliau terima adalah perintah untuk menjadi orang berilmu melalui membaca (QS Al-Alaq [96]: 1-5). Alquran dibaca supaya hidup teratur, sejarah dibaca supaya tahu peninggalan para leluhur, dan alam dibaca supaya lahir karya-karya yang luhur. Melalui bacaan ilmu pengetahuan diperoleh dan seseorang menjadi bijak dalam tutur kata dan perbuatan.

Menuntut ilmu juga tidak dibatasi oleh tempat. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Uda, Rasulullah memerintahkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina. Ini merupakan indikasi nyata bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ketika Rasulullah menganjurkan untuk belajar sampai ke negeri Cina tentu bukan harus belajar tafsir di sana, sebab bukan tempatnya. Begitu juga di Cina bukan tempat untuk belajar shalat ataupun menunaikan zakat. Cina pada zaman Nabi Muhammad SAW, 14 abad silam, adalah negara yang sudah maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan perdagangan. Sehingga, Rasulullah menyuruh umatnya untuk belajar teknologi, perdagangan, dan industri sekalipun kepada orang yang berbeda keyakinan. Begitu istimewanya orang yang menuntut ilmu sampai diperbolehkan oleh Rasulullah untuk iri kepada mereka. Tentu saja iri tatkala ilmunya bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah bersabda, ''Tidak boleh hasud (iri) kepada orang lain kecuali kepada orang yang diberi kekayaan oleh Allah, kemudian ia menggunakannya untuk membela kebenaran dan kepada orang yang diberi ilmu tatkala ilmunya diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.'' (HR Bukhari Muslim).

Oleh karenanya, kedudukan orang yang mencari ilmu sangat luhur sampai Allah menjanjikan posisi yang amat tinggi bagi mereka. ''... Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang yang berilmu beberapa derajat ...'' (QS Al-Mujadilah [58]: 11). Demikian pula usaha untuk mencari dan menggali ilmu diganjar oleh Allah dengan pahala seumpama orang yang sedang berjuang di jalan Allah. ''Siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali ke rumahnya.'' (At-Tirmidzi). Dan yang paling utama, dengan keluhuran ilmunya seseorang akan memperoleh kedudukan sebagai ahli waris para nabi. Bukan hanya Nabi Muhammad, namun ahli waris seluruh nabi semenjak Nabi Adam AS. ''Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Yang mereka wariskan adalah ilmu. Seseorang yang mendapatkannya, sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak.'' (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). Maka, janganlah lelah menuntut ilmu, saudaraku.
Dikutip dari tulisan Uwes Fatoni

Thursday, February 14, 2008

Hakehat Kesabaran*

''Ada orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.'' (QS Al-Baqarah [2]: 177).Pada tahun ke-12 kenabian Rasulullah mengalami puncak ujian yang menuntut kesabaran luar biasa. Kematian dua orang yang sangat dicintainya, Siti Khadijah dan Abu Thalib, membuat penderitaan Rasulullah kian sempurna. Sepertinya saat itulah semuanya akan berakhir. Namun, sejarah membuktikan justru itulah awal dari kemenangan Islam. Allah memerintahkan Rasulullah dan para sahabat-Nya hijrah ke Madinah. Di sanalah Allah memberikan pertolongan, dan di kemudian hari mereka kembali ke Makkah dengan kemenangan yang besar.

Hakikat kesabaran adalah menahan diri dari sifat gundah dan emosi yang belebihan, menahan lisan dari berkeluh kesah, dan menerima ujian dari-Nya dengan lapang dada. Kesabaran merupakan karakter utama orang beriman. Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.'' (Al-Baqarah [2]: 153).Hubungan kesabaran dengan keimanan ibarat kepala dengan jasad. Tidak sempurna keimanan seseorang apabila tidak disertai kesabaran. Rasulullah bersabda, ''Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik baginya.'' (HR Muslim) Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga. Pertama, kesabaran dalam ketaatan kepada Allah. Kedua, kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan. Ketiga, kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah.

Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik bagi seorang manusia. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah, ''Dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.'' (Muttafaqun Alaih).Semoga kita bisa menjadikan kesabaran sebagai benteng kokoh menghadapi beratnya tantangan hidup. Dengan bersabar hanya ada dua pilihan, menjadi orang kaya yang bersukur atau orang fakir yang sabar.

*) Dikutip dari Tulisan Arina Zidkiyah

Pribadi Muslim*

Dalam sebuah majelis, Rasulullah SAW pernah ditanya para sahabat. ''Ya Rasulullah, apa ciri-ciri pribadi Muslim?'' Rasulullah menjawab, ''Ciri-ciri Muslim itu, apabila dia melihat kamu, maka dia mendekat kepadamu, kemudian dia menyegerakan salam. Lalu kau lihat tampak pada wajahnya selalu tersenyum. Lalu, dia akan lebih awal menjulurkan tangannya untuk bersalaman. Kalau kau dekat dengan dia, kau mencium wanginya. Kalau kau bicara dengan dia perhatikan baik-baik, pasti dia mengajakmu selamat dunia akhirat. Mau berbicara tentang apa saja, pada akhirnya mengajak kamu selamat di akhirat. Kalau berurusan dengannya, dia permudah. Itulah ciri-ciri pribadi Muslim.'' (Muttafaq 'Alaih).

Betapa sederhananya pribadi seorang Muslim yang digambarkan Rasulullah SAW di atas. Gambaran tadi kelihatannya sangat ringan, namun dalam praktiknya berat dilakukan. Intinya, seseorang baru bisa dikatakan Muslim kalau orang lain merasanya aman dari tangan, lisan, dan perbuatannya. Pribadi Muslim selalu dekat dengan Allah. Orang kalau sudah mendekat kepada Allah, maka akan sayang dengan makhluk Allah. Orang kalau sudah sujud, dia berdoa dengan rasa takut, dengan berharap amat sangat, dampaknya dia akan senang berbuat kebaikan. Seorang Muslim itu laksana cahaya. Kalau dia sudah bercahaya, pasti menerangi kanan-kirinya karena dia mengakses nur Allah. Seorang Muslim menerangi bukan hanya hatinya, tapi pikirannya, pendengarannya, tingkah lakunya, pakaiannya, rezekinya, rumahnya, kamarnya, tamannya. Di manapun dia berada membawa cahaya, dan cahaya itu tidak bisa dikalahkan dengan kegelapan.

Seorang pribadi Muslim meyakini adanya hari akhirat, dia menjadikan, dunia ini untuk akhiratnya. Hidupnya untuk Yang Mahahidup. Bukan hidup untuk hidup, yang pada akhirnya berlomba-lomba untuk menjadikan semuanya komoditas. Sehingga, mengejar popularitas, jabatan, dan kekayaan. Seorang pribadi Muslim tahu, waktu yang diberikan Allah ini sempit untuk di dunia. Makanya seorang Muslim ingin membuat kenangan yang panjang. Wa ammaa bini'mati robbika fahaddits (Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya [dengan bersyukur). (QS Adh Dhuhaa [93]: 11)
*) Dikutip dari Harian Republika

Wednesday, February 13, 2008

Allah SWT ~ Tempat Sandaran Hati ~ *

''Orang yang paling pedih cobaannya di dunia adalah para Nabi, kemudian orang-orang shaleh, kemudian orang-orang yang derajatnya dekat dengan mereka.'' (HR Al-Hakim). Hidup adalah perjuangan. Tidaklah mudah menjadi seorang yang istikamah dalam kebenaran, karena tidak jarang dalam perjalanan hidup, godaan menghampiri. Namun, juga tak sulit untuk beristikamah asal ada niat dan kemauan yang kuat. Kelaparan, kemiskinan, kesedihan, kehormatan, dan kekayaan adalah di antara pintu yang kerap dimasuki setan, untuk menyeret seseorang bergabung dalam barisannya. Bukan hanya orang yang berperangai buruk yang mendapatkan ujian, orang baik pun mendapatkan ujian dari Allah SWT.

Karena itu, ketika godaan tersebut mendatangi kita, yang patut dilakukan adalah menyandarkan diri dan memohon perlindungan pada Yang Mahakuasa, Allah SWT. ''Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Al-A'raf [7]: 200). Tidak sedikit orang yang salah dalam bergantung dan bersandar, jatuh dalam jurang kesesatan, yang berakibat penyesalan. Putra dan istri Nabi Nuh AS, misalnya, mereka hanya bergantung kepada ketinggian gunung, untuk menyelamatkan diri dari banjir yang dahsyat. Padahal, ada Zat Yang Mahatinggi, yang jika menghampiri dan mendekati-Nya, Dia akan lebih mendekat dan menyelamatkannya.

Orang yang menyandarkan hatinya pada Allah SWT selalu akan menuai ketenteraman. Dalam surat Al-Ma'arij ayat 19-23, dijanjikan bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam shalatnya, akan selamat dari sifat buruk, keluh kesah, dan kikir. Itu sebabnya shalat yang baik dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan shalat adalah wujud penyerahan dan penyandaran hati pada Allah SWT. ''Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.'' (QS Al-Baqarah [2]: 153). Ketika Musa AS dan umatnya mengalami tekanan berat dari Fir'aun, ketika Muhammad SAW dan para sahabatnya menerima kecaman dari orang-orang kafir, hanya satu yang mereka lakukan: mendekat pada Allah. Mereka semua bersandar seraya bermunajat pada Allah SWT agar diberikan keselamatan dan kekuatan. Hanya orang yang sombonglah yang tidak mau bergantung pada Allah SWT. Hanya orang sombonglah yang menganggap apa yang dimiliki mampu menyelamatkan hidupnya. Terlalu sayang kalau hidup yang sekali ini hanya untuk menyombongkan diri.
Dikutip dari tulisan A. Saeful Milla